PENGAMBILAN
DARAH
Untuk keperluan pemeriksaan
hematologik, darah dapat diperoleh dengan 2 cara :
1.
Mengambil
darah kapiler
2.
Mengambil
darah vena
Pengambilan darah kapiler
Pengambilan darah
kapiler dilakukan bila jumlah darah yang dibutuhkan hanya sedikit, misalnya
untuk pemeriksaan kadar hemoglobin, hitung jumlah sel darah.
Tempat yang dipilih
untuk pengambilan darah kapiler adalah ujung jari 2,3 dan 4 atau cuping
telinga. Pada anak atau bayi bisa diambil pada jari kaki dan tumit.
Sebelum melakukan
penusukan pada kulit, perlu diperhatikan dengan seksama keadaan setempat:
apakah ada peradangan, dermatitis atau penyakit kulit, atau sembab (edema).
Penusukan di jari
atau cuping telinga sebaiknya dilakukan pada bagian sisinya. Penusukan di
cuping telinga dianjurkan berhati-hati mengingat perdarahan, jika hal ini
terjadi, sukar berhenti. Oleh sebab itu, bila ada dugaan penderita mengidap
penyakit perdarahan (diatesis hemoragik) sebaiknya penusukan pada cuping
telinga dihindari.
Penderita yang
takut/cemas harus ditenangkan. Kepada penderita perlu dijelaskan mengenai apa
yang akan dilakukan dan apa maksudnya. Bila hal ini dilakukan dengan simpatik,
biasanya rasa cemas penderita akan berkurang atau hilang sehingga penderita
menjadi kooperatif.
Alat yang dipakai
untuk menusuk adalah hemolitik atau lanset. Alat ini harus tajam dan steril,
sebaiknya dipakai alat yang “disposible”
(setelah dipakai harus dibuang ke tempat sampah).
Cara :
1.
Lakukan
desinfeksi pada daerah kulit yang akan ditusuk dengan alkohol 70%, keringkan
dengan kapas bersih.
2.
Kulit
setempat ditegangkan dengan jalan menjepitnya di antara 2 jari lalu dilakukan
penusukan.
3.
Penusukan
dilakukan dengan cepat, tepat dan “tak ragu-ragu”. Bila dilakukan dengan baik,
akan diperoleh sebuah luka dengan kedalaman 3 mm.
Luka sedemikian
memang diperlukan untuk mendapatkan sampel darah yang men-galir bebas dari
luka. Tidak dibenarkan memijit-mijit jari dengan maksud memperoleh tetes darah
yang cukup; cara ini dapat mengganggu hasil pemeriksaan akibat pengenceran
darah oleh cairan jaringan yang terperas keluar bersama darah.
Pengambilan Darah Vena
Teknik pengambilan
darah vena tidak sukar, namun bila tidak dilakukan dengan hati-hati dapat
berbahaya. Pada umumnya semua vena yang besar dan terletak superfisial
(dipermukaan) dapat dipakai untuk pengambilan darah tetapi sebaiknya dipakai
vena yang kedudukannya “terikat” (fixed”) agar pada waktu jarum mengena vena,
vena tersebut tidak berpindah tempat.
Vena yang memenuhi
kriteria di atas adalah vena mediana
cubiti tetapi dapat saja dipakai vena-vena lain seperti v. jugularis externa,
bahkan pada sinus sagitalis superior. Vena-vena tersebut terakhir ini biasanya
dilakukan pada anak kecil atau bayi dan hanya boleh dilaksanakan oleh dokter
yang berpengalaman.
Alat-alat yang
diperlukan :
1.
Semprit
dan jarum
2.
Pembendung/
“Tourniquette”
3.
Wadah
penampung / botol darah
Semprit dan Jarum
Besarnya semprit yang
akan digunakan tergantung pada keperluannya. Jarum yang dipakai biasanya
berukuran 18 – 21, pada anak kecil atau bayi bisa dipakai jarum yang lebih
kecil.
Jarum dan semprit
harus kering, bersih dan steril. Batang jarum harus lurus dan ujungnya tajam
dan lancip. Dewasa ini telah banyak digunakan semprit dan jarum yang hanya
digunakan satu kali kemudian dibuang (“disposable).
Jenis semprit dan
jarum yang lain adalah yang disebut dengan menurut nama dagang. Vacutainer merupakan
sebuah tabung hampa udara yang dibuat dari plastik/kaca yang khusus dan
berpenutup karet. Jarum untuk vacuitainer adalah jarum bermata dua. Ujung yang
satu dipakai untuk menusuk vena dan ujung lainnya untuk menusuk penyumbat karet
vacutainer. Bila jarum telah memasuki vena, tabung didorong sehingga ujung yang
lain menembus karet penyumbat dan terjadi hubungan antara ruang intra-vena
dengan ruang hampa. Darah akan mengalir sendiri (tanpa harus diisap) karena
tekanan positif di ruang vena.
Tourniquette
Alat ini dipasang di
lengan atas sebelum jarum ditusukkan ke dalam vena. Fungsi bendungan adalah
untuk menimbulkan hambatan terhadap aliran darah balik di lengan sehingga vena
mengembang ke permukaan kulit dan menjadi lebih jelas terlihat. Hal yang harus
diperhatikan ialah bahwa bendungan tidak boleh terlalu ketat dan tak boleh
berlangsung lama. Pembendungan yang ketat dan berlangsung alam dapat
menimbulkan hemokonsentrat dan berlangsung lama dapat menimbulkan
hemokonsentrasi.
Botol Penampung
Botol-botol penampung
harus kering dan bersih dan harus mempunyai tutup, sebaiknya bertutup karet.
Botol-botol yang berisi bahan antikoagulan harus dapat dibedakan dengan mudah
dari botol tanpa bahan antikoagulan. Beberapa catatan:
1.
Seperti
pada pengambilan darah kapiler, tempat dikulit yang akan ditusuk juga harus
diperiksa dula apakah ada kelainan kulit. Kerjasama dengan penderita
diperlukan. Penjelasan kepada penderita agar penderita dapat menjadi tenang
bermanfaat bagi hasil pemeriksaan darah.
2.
Pada
orang gemuk, pengambilan darah agak sulit. Lokalisasi vena dapat dibantu dengan
melakukan palpasi. Vena-vena yang kecil, biasanya tampak sebagai garis-garis
biru; biasanya sukar digunakan untuk pengambilan darah.
3.
Disamping
pembendungan, dapat diminta penderita mengepal-ngepalkan tangannya.
Cara Pengambilan Darah Vena (pada v mediana cubiti) :
Pada lengan atas
dipasanng tourniquette dan dibuat bendungan ringan. Daerah kulit yang akan ditusuk
didesinfeksi dengan alkohol 70% (atau desinfektan lainnya). Agar fiksasi vena
menjadi lebih, bagian kulit yang letaknya distal dari vena dapat ditegangkan
sedikit.
Semprit dan jarum
sudah harus disiapkan. Perhatikan benar kedudukan torak dalam semprit. Sebelum
melakukan penusukan kulit, torak harus rapat benar pada ujung semprit.
Penusukan kulit dilakukan secara cermat, langsung ke arah vena; dapat juga
dengan lebih dulu mengarah kesisi vena dan setelah berada di subkutis jarum
lalu diarahkan ke vena. Pada waktu menusuk kulit masih dirasakan adanya ke
vena. Pada waktu menusuk kulit masih dirasakan adanya tekanan/tahanan. Jika
tahanan ini tiba-tiba mengurang atau hilang, ini berarti jarum telah mencapai
ruang intravena. Bersamaan dengan itu, akan terlihat adanya darah dapat
dilakukan dengan jalan menarik torak ke pangkal semprit sampai pada volume
darah yang dibutuhkan.
Torniquette
dilonggarkan kemudian tempatkan sebentuk kapas kering dan bersih di tempat
penusukan jarum. Jarum ditarik keluar pelan-pelan dan tutup luka tempat tusuk
dengan plester.
Jarum dilepaskan dari
semprit kemudian semprotkan sampel darah perlahan-lahan melalui dinding botol
penampung.
Bila botol mengandung
bahan antikoagulan, segeralah mengocok isi botol (pelan-pelan) agar
antikoagulan tersebut tercampur merata dengan sampel darah.