ANEMIA
Anemia bukanlah suatu diagnosis melainkan tanda obyektif
adanya suatu penyakit. Oleh sebab itu, adalah suatu kewajiban moral setiap
dokter untuk mencari penyakit yang mendasari anemia tersebut dan mengobatinya;
tujuan pengobatan bukanlah mengobati anemianya.
Anemia ditandai dengan penurunan jumlah eritrosit, kadar
hemoglobin dan volume ppadat (hematokrit) eritrosit per 100 ml.
Klasifikasi
Klasifikasi anemia dapat didasarkan pada proses
kejadiannya (etiologi) atau pada morfologi eritrosit pada sediaan apus yang
diwarnai dengan ditunjang oleh nilai-nilai indeksnya.
Berdasarkan morfologinya,
dikenal :
1.
Kehilangan
darah (posthemoragik)
a.
Akut
: Akibat trauma atau tukak
b.
Kronik : Hemoroid, menstruasi, polip usus,
neoplasma
2.
Dekstruksi
yang berlebihan (Hemolitik)
a.
Faktor-faktor
ekstrakopuskuler
1)
Antibodi
:
a)
Respon
isoimun, misalnya pada transfusi darah karena darah donor tidak sepadan
(“compatible”) dengan darah resipien.
b)
Respon
autoimiun, ini terjadi oleh sebab yang tidak jelas
2)
Infeksi
: Malaria
3)
Penjeratan
dan penghancuran eritrosit oleh limpa, misalnya pada hipersplenisme
4)
Obat,
misalnya kinidin, sulfonamida, a-metildopa-dopa
5)
Bahan
kimia atau pengaruh fisis
6)
Penyakit
lain, misalnya limfoma, leukemia limfositik kronik, lupus eritematosus
7)
Trauma
terhadap eritrosit
b.
Faktor
intrakorpuskuler :
1)
Herediter
a)
Hemoglobinopati,
misalnya penyakit sel sabit
b)
Gangguan
sintesis globin, misalnya thalasemia
c)
Gangguan
membran eritrosit, misalnya sferositosis
d)
Defisiensi
enzim, misalnya defisiensi G6PD (Glucose-6-Phosphate Dehydrogenase)
2)
Akuisita :
a)
Paroxyxmal
Noctural Hemoglobinuria (PNH)
b)
Intoksikasi
timah (Pb)
A. Pembentukan
eritrosit berkurang/terganggu
1.
Defisiensi
substansi esensial :
a.
Besi,
asam folat, vitamin B12 dan vitamin C (mungkin)
b.
Protein
dan lain-lain
2.
Infiltrasi
pada sumsum tulang :
a.
Leukemia,
limfoma
b.
Karsinoma,
sarkoma
c.
Multiple
myeloma
d.
Mielofibrosis
3.
Gangguan
endokrin :
a.
Miksedema
(myxoedema)
b.
Addisonian
adrenal insufficency
c.
Pituitary
adrenal insufficiency
d.
Hipertiroidisme
(kadang-kadang)
4.
Penyakit
ginjal kronik
5.
Penyakit
hati kronik/sirosis hati
6.
Penyakit
inflamasi kronik :
a.
Infeksi
b.
Non-infeksi,
misalnya penyakit kollagen, granula matosus
7.
Defisiensi
eritroblast :
a.
Atrofi
sumsum tulang: anemia aplastik, obat, bahan kimia beracun, penyinaran.
b.
Isolated
eritroblastopenia (“pure red cell aplasia”)