ANEMIA DEFISIENSI ASAM FOLAT
Anemia defisiensi asam folat berdasarkan morfologi
eritrosit termasuk anemia megaloblastik. Anemia makrositik ditandai dengan
bertambahnya ukuran eritrosit dan Hb dalam tiap sel biasanya meningkat sebanding
dengan besarnya sel. Oleh sebab itu, tanda khas pada anemia makrositik adalah
dijumpainya VER (MCV) dan HER (MCH) lebih dari normal, namun KHER-nya (MCHC)
tetap normal.
Pada umumnya dinding makrosit pada anemia makrositik
lebih tebal dari eritrosit normal. Ketebalan ini menyebabkan akromia
sentral-nya tidak tampak pada pengamatan di mikroskop sehingga menimbulkan
pengertian yang salah dari istilah “hiperkrom”. Meskipun jumlah Hb dalam satu
makrosit (MCH) pada anemia makrositik meningkat sebanding besarnya sel, namun
konsentrasi Hb yang dihitung (MCHC) tetap dalam batas normal.
Patofisiologi
Asam folat dibutuhkan
dalam pembentukan unsur Thymedine dari asam nukleat. Berkurangnya asam folat
akan menyebabkan pembentukan/sistesis DNA terhalang sehingga menghalangi
pematangan inti sel. Di pihak lain, sintesis RNA dan protein dapat berlangsung
terus. Akibatnya ialah terjadinya ketidakseimbangan dalam proses pertumbuhan
eritrosit; komponen sitoplasma (terutama Hb) disintesa dalam jumlah banyak
sedang proses pemisahan/pembelahan sel terhalang.
Berkurangnya asam
folat dapat terjadi karena :
1. Makanan/diet
kurang asam folat
Hal ini banyak
dijumpai di daerah tropik dan sering ditemukan di klinik. Faktor-faktor yang
berpengaruh antara lain : pecandu alkohol, penyakit kronik, usia tua, gangguan
mental, “food faddism”, kemiskinan.
2. Kebutuhan
yang meningkat
Dijumpai misalnya
pada : kehamilan, bayi, hipertiroidisma,keganasan dan sirosis hati.
3. Malabsorpsi
folat
a.
Karena
penyakit : coeliac pada anak, steatorrhoe idiopatik, seriawan tropik. Pada
seriawan tropik, yang merupakan penyakit endemik di Indonesia, lesi dapat
dijumpai di seluruh bagian usus halus.
b.
Karena
kerja antagonistik obat, misalnya :
1)
Antikonvulsan
: fenobarbital, dilantin
2)
Kontrasepsi
oral : Pirimidone
3)
Anti
kanker : Methotrexate
4. Reseksi
Usus
Reseksi Usus yang
luas.
Metabolisme
asam folat
Jumlah asam folat
yang tersedia dalam diet rata-rata adalah lebih dari jumlah yang dibutuhkan,
asal makanan tersebut disiapkan dengan cara yang benar. Bila makanan dimask
lama dan banyak mengandung air maka 50 – 90% asam folat dapat hilang. Kebutuhan
tubuh minimal adalah sekitar 50 g/hari yang dapat diperoleh dari hati, ginjal
dan sayuran berdaun hijau yang segar.
Folat diserap di
doedenum dan bagian proksimal jejunum, diangkut oleh protein plasma dalam
ikatan yang lemah dan disimpan di hati. Bila tak ada pemasukan folat maka
persediaan folat akan habis dalam 2 – 4 bulan.
Pemeriksaan
Laboratorium
1.
VER
dan HER lebih dari normal; KHER tetap normal
2.
Jumlah
leukosit berkurang atau tetap normal. Bila anemia lebih berat, jumlah leukosit
berkurang dan bisa terjadi netropenia absolut.
3.
Jumlah
trombosit kurang dari normal, masa perdarahan memanjang
4.
Sediaan
apus darah tepi :
a.
Gejala
yang penting adalah : makroovalositosis dan hipersegmentasi
b.
Umumnya
eritrosit berupa makroovalositosit dengan ukuran sel yang tak sama
(anisositosis) dan akromia sentral yang sempit dan tidak ada. Variasi lain
adalah :”hand mirror cell”,”basophilic stippling”, “diffusely polychromatic
cells”. Pada anemia yang lanjut bisa dijumpai “Orthochromic/
Polychromatophilic/Basophilic normoblasts”, Howell Jolly body” dan “Cabot’s
ring”.
c.
Leukosit
: Hipersegmentasi netrofil, inti mempunyai lebih dari 5 lobi, bisa mencapai 6 –
10.
d.
Trombosit
: berukuran besar (“giant platelets”)
5.
Makroretikulosit
cenderung lebih bulat.
6.
Kadar
asam folat dalam serum menurun.