ANEMIA APLASTIK
Anemia aplastik
adalah bentuk anemia dimana sumsum
tulang gagal memproduksi sel-sel darah karena tergantinya jaringan hemopoietik
oleh sel-sel lemak.
Jadi, anemia ini
ditandai oleh adanya hipoplasia sumsum, pansitopenia dan peninggian kadar besi
plasma yang lama/berkepanjangan.
Diagnosis hanya
didasarkan pada gambaran sumsum tulang yang hipoplastik itu. Bentuk anemia
lainnya dengan gambaran sumsum tulang yang normaplasti atau hiperplastik tidak
digolongkan ke dalam anemia aplastik.
Penyebab :
1.
Kongenital/bawaan
2.
Akuisita
:
a.
Primer/idiopatik
b.
Sekundar
: sinar rontgen
Bahan kimia (Obat, benzene)
Idiosinkrasi obta
Infeksi
Pemeriksaan
Laboratorium
1.
Pansitopenia
: anemia normositik normokromik likopenia dengan limfositosis relatif
trombositopenia.
2.
Morfologi
eritrosit, leukosit dan trombosit normal. Pada netrofil kadang-kadang tampak
granulasi toksik
3.
Jumlah
retikulosit berkurang
4.
Sumsum
tulang : hiposeluler , sel-sel non-hemopoietik meningkat, cadangan besi
meningkat.
Menentukan jenis anemia
dengan rumus MCH, MCV dan MCHC
1.
MCH
: Mean Corpuscular Haemaglobine atau HER : Kadar Hb eritrosit rata-rata
2.
MCV
: Mean Corpuscular Volume atau VER : Volume eritrosit rata-rata
3.
MCHC
: Mean Corpuscular Haemoglobine Consentration atau KHER (Konsentrasi Hemoglobin
eritrosit rata-rata).
Rumus
:
Dimana
Hb (%)
Eri (juta/mm3)
Hm (%)
Contoh : Hb = 15 g%, Erit = 5 juta/mm3
, Hm = 45%
POLISITEMIA
Polisitemia
merupakan sekumpulan penyakit/kelainan darah yang ditandai dengan meningginya
jumlah eritrosit. Dalam garis besarnya kelainan-kelainan ini dapat dibagi
menjadi 2 kelompok :
1. Polisitemia absolut : disertai peninggian volume darah
2.
Polisitemia
relatif : Volume darah normal
Klasifikasi
1.
Polisitemia
Vera (Eritremia)
2.
Polisitemia
Sekunder (Eritrosis)
3.
Polisitemia
Relatif
1. Polisitemia
Vera
Polisitemia vera termasuk dalam golongan
kelainan mieloproliferatif, ditandai dengan adanya hipervolemia,
eritrosisitosis, dan panhiperplasia sumsum tulang.
Kelainan ini merupakan suatu proses,
neoplastik yang berlangsung lamban namun progesif dan dapat berkembang menjadi
(komplikasi) mielofibrosis, metaplasia mieloid, leukemia granulositik kronik,
atau meninggal secara mendadak karena leukemia granulositik akut.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan :
Darah
tepi :
a.
Volume
darah meningkat, demikian juga viskositasnya
b.
Eritrosit
bertambah, bisa mencapai 6 – 9 juta/ul.
c.
Kadar
hemoglobin meninggi, bisa mencapai > 20 g/dl.
d.
Hematokrit
meninggi, berkisar 55 – 75 %
e.
Leukositosis
dengan reaksi geser kiri, bisa terlihat basofilia dan eosinofilia
f.
Trombositosis,
bila mencapai 1 juta/ul
g.
Sediaan
apus :
1)
Eritrosit
normositik normokronik
2)
Bisa
dijumpai normoblasts dan polikromasia, trombosit yang atipik dan
fragmen-fragmen megakariosit.
Sumsum Tulang
1.
Pada
waktu aspirasi, massa sumsum mudah diperoleh dan tampak kental, berwarna merah
tua.
2.
Hiperplastik
: Hiperplasia dari semua seri sel
3.
Cadangan
besi tidak ada atau sangat kurang
4.
Megakariosit
atipik atau megakariosit yang besar (giant) dengan produksi trombosit
berlebihan
Lain-lain
:
1.
B.M.R
meninggi
2.
Saturasi
oksigen darah arterial normal
3.
Kadar
eritropoietin normal
4.
Leucocyte
Alkaline Phospahtase (LAP) meninggi
5.
N.A.P
meninggi
Polisitemia
Sekunder : (Eritrosis)
Penyebab :
1.
Hipoksia
: Penyakit jantung, paru, Hb abnormal
2.
Peninggian
produksi eritropoietin : Kelainan ginjal, karsinoma hati, Feokromasitoma, mioma
uteri
Pemeriksaan
Laboratorium
1.
Jumlah
eritrosit dan kadar Hb meninggi; jumlah trombosit dan leukosit normal
2.
Sediaan
apus; eritrosit normositik normokromik
3.
Sumsum
tulang : aktivitas eritropoiesis meninggi
4.
N.A.P
normal
POLISITEMIA RELATIF
Penyebab antara lain : dehidrasi, intake cairan kurang,
pemberian diuretika berlebihan, alkoholisme, stress, emosional.
Pemeriksaan
Laboratorium :
1.
Peninggian
eritrosit dan Hb, leukosit dan trombosit normal
2.
Sumsum
tulang dalam batas normal
3.
N.A.P
normal
HIPERSPLENISME
Hipersplenisme ialah suatu keadaan yang ditandai oleh
adanya satu atau lebih gejala berikut : Netropenia/ Anemia/ Trombositopenia,
sebagai hasil hiperaktivitas limpa yang disebabkan oleh pembesaran limpa yang
menahun. Pembesaran lain disebut splenomegali.
Penyebab
Hipersplenisme :
1.
Primer
(tak diketahui) : sangat jarang
2.
Sekunder
(asimptomatik) :
a.
Hipertensi
portal dengan pembesaran limpa
b.
Limfoma
maligna, karsinoma
c.
Rheumatoid
arthritis
d.
Infeksi:
hepatitis, TBC, lues, malaria
e.
Anemia
hemolitik
f.
Thalassemia
mayor
g.
Leukimia
limfoid kronik
Untuk menetapkan
hipersplenisme, perlu diketahui kriteria berikut ini :
1.
Gambaran
darah dengan anemia, netropenia dan trombositopenia, baik tunggal atau
kombinasi.
2.
Gambaran
sumsum tulang normoseluler atau hiperseluler.
3.
Splenomegali
4.
Sesudah
splenektomi, gambaran darah jadi normal