Aneka Penyakit Akibat Nyamuk
Penyakit akibat gigitan nyamuk cukup beragam. Nyamuk pembawa
virus (vektor) juga beragam. Cara hidup dan cara menggigit nyamuk berbeda-beda
pula.
Ada nyamuk betina yang suka menggigit dalam posisi
menungging alias posisi badan, mulut dan jarum yang dibenamkan ke kulit manusia
dalam keadaan segaris. Nyamuk ini berasal dari golongan Anopheles yang menyebabkan penyakit malaria.
Adapula yang suka menggigit dalam posisi mendatar sesuai
dengan posisi 'pendaratan' di permukaan kulit korbannya. Nyamuk ini adalah
nyamuk Aedes aegypti yang menjadi
biang penyakit demam berdarah dan Chikungunya.
Nyamuk lain adalah nyamuk culex yang menyebabkan penyakit radang otak atau biasa disebut west nile virus alias virus Nil Barat.
Penamaan tersebut disesuaikan dengan asal penyakit tersebut dari belahan benua
Afrika.
Berikut ini sejumlah jenis penyakit yang diakibatkan gigitan
nyamuk pembawa virus.
Chikungunya
Virus Chikungunya termasuk arbovirus (arthropod borne virus) dari genus Alphavirus. Bentuknya bulat berdiameter 60 nm dikelilingi duri.
Pembawa virus bisa di tubuh manusia, primata, mamalia lain dan burung.
Gejala pengidap Chikungunya adanya rasa linu di persendian
semacam siku, lutut, lalu demam tinggi dan juga muntah-muntah. Mimisan bisa
terjadi pada pasien anak-anak.
Daerah epidemi ditemukan di Afrika, India, Asia Tenggara dan
Filipina. Penyebaran virus Chikungunya tidak ditularkan antar-manusia, namun
melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi dengan masa inkubasi 1 - 12 hari.
Nyamuk pembawa penyakit (vektor) dari jenis Aedes spp. yaitu Aedes aegypti, Aedes
africanus dan nyamuk Mansoni spp.
Virus Chikungunya tidak tahan terhadap perlakuan ethanol
70%, sodium hypochlorite 1%, glutaraldehyde 2%, juga peka terhadap
pelarut lemak. Sedangkan perlakuan fisik semacam lembab, panas kering bersuhu
di atas 58 derajat Celsius dan pengeringan.
West Nile Virus
Virus Nil Barat (west
nile virus) kembali muncul di AS pada akhir 2002 di 44 negara bagian.
Penyakit akibat WNV yang juga menyebabkan radang otak dahulu disebut sebagai
penyakit 'dunia lama'. Ternyata Kota New York, AS mulai dimasuki penyakit ini
pada tahun 1999 dengan menelan korban jiwa tujuh orang dan menginfeksi 62
orang.
Dalam laporan Depkes AS, WNV masuk dalam keluarga virus yang
bisa menyebabkan kerusakan otak (encephalitis).
Penyakit lain dari keluarga virus tersebut adalah St. Louis encephalitis dan Japanese
encephalitis.
WNV juga termasuk adalah arbovirus yang ditularkan serangga
nyamuk. Tempat hidup/habitat virus adalah burung, lalu dipindahkan oleh nyamuk.
Kelak dapat pula menimbulkan penyakit bagi manusia dan sejumlah mamalia semacam
kuda.
WNV juga berpindah melalui transfusi darah, transplantasi
organ tubuh dan susu murni pada sejumlah kasus. Ketika pasien mulai terinfeksi
WNV, tidak terlihat gejala-gejala tertentu. Namun satu penyakitnya muncul,
lebih menyerupai orang yang terkena flu. Beberapa orang bisa mengalami sakit
serius termasuk encephalitis (radang
otak).
Kemungkinan meninggal dunia pada pasien dengan gejala
semacam itu mencapai rata-rata 12%. Sejauh ini belum ada pengobatan khusus atau
vaksin untuk mengatasi infeksi WNV.
WNV ditemukan di Uganda, Afrika tahun 1937 dan daerah-daerah
endemik yang disebut 'dunia lama' semacam Israel, Afrika, India, dan Mesir. WNV
mulai menjangkiti 'dunia baru' dan secara mengejutkan pula terjadi di New York,
AS tahun 1999. Kematian sejumlah burung gagak menjadi tanda dan mengawali kasus
yang menyerang manusia.
WNV kemudian menyebar ke seluruh AS, di mana 4.161 orang
terinfeksi dan 277 meninggal pada tahun 2002. Kasus terbesar menimpa negara
bagian Illinois (835 kasus).
Tiga faktor utama yang membuat kemunculan WNV adalah
perubahan iklim, populasi burung yang terinfeksi dan penyebaran serta populasi
nyamuk, khususnya nyamuk culex.
Penamaan West Nile virus sesuai dengan temuan pertama virus
tersebut di daerah Nil Barat, Uganda, Afrika tahun 1937.
Kejadian di pertengahan tahun 1990-an mulai masuk Rumania,
Maroko dan Tunisa. Rusia juga terkena wabah virus tersebut di akhir tahun
1990-an dengan kasus mencapai 800 kasus.
Virus di AS ditemukan pada lebih dari 140 spesies burung, 36
spesies nyamuk, kuda, dan mamalia lain semacam kelelawar, kucing, kelinci dan
sigung.
Malaria
Malaria adalah salah satu penyakit yang tersebar luas di
dunia. Beratus-ratus juta manusia dihinggapi malaria, yang terdiri dari tiga
jenis utama: vivax, falciparum, dan malariae (Petunjuk Modern Kepada
Kesehatan, Clifford R. Anderson, MD,
1975). Jenis virus keempat, yang disebut ovale,
jarang kelihatan (jenis ini terdapat di Irian/Papua).
Malaria menular dengan pembawa nyamuk Anopheles. Nyamuk betina menggigit seorang pasien yang menderita
malaria. Darah yang diisapnya mengandung virus dan melalui beberapa taraf
perkembangan di dalam tubuh nyamuk hingga akhirnya memasuki kelenjar air liur
nyamuk. Virus 'bersemayam' menunggu kesempatan untuk memasuki aliran darah pada
orang berikut yang digigit nyamuk pembawa virus.
Kira-kira sepuluh hari ppasca gigitan nyamuk, virus malaria
masuk ke dalam aliran darah. Virus kemudian tumbuh dan mengganti semua
hemoglobin di dalam sel darah merah. Meskipun hanya satu virus yang menyerang
setiap satu sel, tiap virus terus berkembang biak. Ketika sel darah pecah,
kembali virus dilepaskan untuk memulai serangan terhadap sel-sel merah yang
lain. Siklus itu berlangsung setiap 2 -3 hari.
Memang sih, virus
malaria ini dapat dibinasakan alat pertahanan tubuh, terutama sel-sel darah
putih di dalam limpa, hati, dan sumsum tulang. Tetapi serangan yang dibangun
virus malaria sangat bertubi-tubi, membuat para 'aparat keamanan' tubuh cukup
kerepotan.
Selama serangan malaria yang akut, pasien mengeluh akibat
demam, lemas, sakit kepala, dan perasaan menggigil yang menyerupai serangan
influenza. Suhu badan, terutama dalam akibat Malaria falciparum mungkin naik sampai 40 derajat Celsius, sakit
kepala yang hebat, mengantuk, mengigau dan pikiran kalut. Kondisi ini merupakan
kondisi paling serius.
Perawatan bagi pasien pengidap malaria adalah pemberian
obat-obat antimalaria semacam chloroquine
atau amodiaquine. Sedapat mungkin
penderita mengonsumsi lebih banyak cairan, sari buah yang segar, dan makanan
yang seimbang.
Sementara malaria jenis viva
lebih sukar disembuhkan, dan paling sering kambuh. Tetapi akhirnya penyakit itu
mereda dengan sendirinya.***
(dik/"PR"/berbagai sumber)