Apa Tes Fungsi Hati Itu?
Dalam pekerjaannya, hati kita membuat beberapa produk, termasuk jenis
protein yang disebut sebagai
enzim. Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah. Tingkat produk tersebut dapat diukur dalam darah.
Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh penyakit dapat memungkinkan
produk tersebut masuk ke aliran darah dalam tingkat yang lebih tinggi.
Jadi, tes yang mengukur tingkat produk ini, yang disebut sebagai tes
fungsi hati (
liver function test/LFT), dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada hati.
Bila dokter mencurigai kita mempunyai masalah atau penyakit hati, dia
akan meminta kita melakukan tes fungsi hati untuk membantu
diagnosis.
Kemudian, tes fungsi hati dapat dilakukan untuk memantau hati kita,
untuk melihat apakah kerusakan dapat menjadi lebih berat atau pun pulih.
Apa yang Diukur dalam Tes Fungsi Hati?
Produk berikut biasanya diukur sebagai bagian dari tes fungsi hati:
- ALT (alanin aminotransferase), dahulu dikenal sebagai SGPT (serum glutamik piruvik transaminase)
- AST (aspartat aminotransferase), dahulu dikenal sebagai SGOT (serum glutamik oksaloasetik transaminase)
- Fosfatase alkali
- GGT (gamma-glutamil transpeptidase, atau gamma GT)
- Bilirubin
- Albumin
menunjukkan nilai normal atau nilai rujukan untuk semua tes tersebut.
Harus ditekankan bahwa nilai ini berbeda tergantung pada alat yang
dipakai di laboratorium yang melakukan tes serta cara penggunaannya.
Laporan laboratorium yang kita terima setelah melakukan tes menunjukkan
nilai normal yang berlaku. Sebagai contoh,
batas atas nilai normal
(BANN) untuk AST dapat berkisar dari 35 hingga 50 (tergantung pada
laboratorium), dan berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Jadi bila kita
ingin dapat komentar mengenai hasil tes, sebaiknya kita menyebut baik
hasil tes maupun nilai normal.
Selain itu, hasil tes juga dapat berubah tergantung pada pukul berapa
darah diambil. Sebaiknya contoh darah kita diambil pada jam yang sama
setiap kali kita dites fungsi hati, dan juga selalu pada laboratorium
yang sama.
Apa Arti Hasil Tes?
Penyakit hati yang berbeda akan menyebabkan kerusakan yang berbeda,
dan tes fungsi hati dapat menunjukkan perbedaan ini. Hasil tes fungsi
hati dapat memberi gambaran mengenai penyakit apa yang mungkin
menyebabkan kerusakan, tetapi tes ini tidak mampu mendiagnosis akibat
penyakit hati.
Hasil tes ini juga bermanfaat untuk memantau perjalanan penyakit
hati, tetapi sekali lagi, mungkin tidak memberi gambaran yang tepat.
Namun biasanya hasil tes fungsi hati memberi gambaran mengenai tingkat
peradangan.
Enzim Hati
ALT adalah lebih spesifik untuk kerusakan hati. ALT adalah
enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk
penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT
terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis
peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT. Peradangan pada
hati dapat disebabkan oleh
hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran cairan
empedu.
AST adalah enzim
mitokondria
yang juga ditemukan dalam jantung, ginjal dan otak. Jadi tes ini kurang
spesifik untuk penyakit hati. Dalam beberapa kasus peradangan hati,
peningkatan ALT dan AST akan serupa.
Fosfatasealkali meningkat pada berbagai jenis penyakit hati,
tetapi peningkatan ini juga dapat terjadi berhubungan dengan penyakit
tidak terkait dengan hati. Fosfatase alkali sebetulnya adalah suatu
kumpulan enzim yang serupa, yang dibuat dalam saluran cairan empedu dan
selaput dalam hati, tetapi juga ditemukan dalam banyak
jaringan
lain. Peningkatan fosfatase alkali dapat terjadi bila saluran cairan
empedu dihambat karena alasan apa pun. Di antara yang lain, peningkatan
pada fosfatase alkali dapat terjadi terkait dengan
sirosis dan
kanker hati.
GGT sering meningkat pada orang yang memakai alkohol atau zat
lain yang beracun pada hati secara berlebihan. Enzim ini dibuat dalam
banyak jaringan selain hati. Serupa dengan fosfatase alkali, GGT dapat
meningkat dalam darah pasien dengan penyakit saluran cairan empedu.
Namun tes GGT sangat peka, dan tingkat GGT dapat tinggi berhubungan
dengan hampir semua penyakit hati, bahkan juga pada orang yang sehat.
GGT juga dibuat sebagai reaksi pada beberapa obat dan zat, termasuk
alkohol, jadi peningkatan GGT kadang kala (tetapi tidak selalu) dapat
menunjukkan penggunaan alkohol. Penggunaan pemanis sintetis sebagai
pengganti gula, seumpamanya dalam diet soda, dapat meningkatkan GGT.
Produk Hati Lain
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah
yang tua. Bilirubin disaring dari darah oleh hati, dan dikeluarkan pada
cairan empedu. Sebagaimana hati menjadi semakin rusak, bilirubin total
akan meningkat. Sebagian dari bilirubin total termetabolisme, dan bagian
ini disebut sebagai bilirubin langsung. Bila bagian ini meningkat,
penyebab biasanya di luar hati. Bila bilirubin langsung adalah rendah
sementara bilirubin total tinggi, hal ini menunjukkan kerusakan pada
hati atau pada saluran cairan empedu dalam hati.
Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang memberi warna pada kotoran.
Bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat menjadi kuning, yang
mengakibatkan
gejala ikterus.
Penggunaan atazanavir dapat menyebabkan peningkatan pada tingkat bilirubin. Walaupun
efek samping ini tidak berbahaya, perubahan pada warna kulit dan mata dapat menimbulkan ketidaknyamanan.
Albumin adalah protein yang mengalir dalam darah. Karena
dibuat oleh hati dan dikeluarkan pada darah, albumin adalah tanda yang
peka dan petunjuk yang baik terhadap beratnya penyakit hati.
Tingkat albumin dalam darah menunjukkan bahwa hati tidak membuat
albumin dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Tingkat ini biasanya
normal pada penyakit hati yang
kronis,
sementara meningkat bila ada sirosis atau kerusakan berat pada hati.
Ada banyak protein lain yang dibuat oleh hati, namun albumin mudah
diukur.
Tes Lanjutan
Bila ada kelainan pada tes fungsi hati, dokter mungkin akan minta tes tambahan, misalnya ultrasound atau
biopsi hati. Bila belum dilakukan tes untuk hepatitis virus, kemungkinan kita akan diminta melakukan tes tersebut.