Diet Dan Olahraga Penderita DiabetesDari : Nanny Selamihardja/I Gede Agung YudanaModifikasi : Jowir
Gambaran Umum :Diabetes
bukan penyakit baru. Sejak 1552 SM penyakit yang ditandai dengan
seringnya buang air kecil dalam jumlah banyak serta penurunan berat
badan yang drastis ini, sudah dikenal dan disebut dengan istilah
Poliuria. Tahun 400 SM, seorang penulis India Sushratha
menamainya "penyakit kencing madu". Nama diabetes mellitus (diabetes =
mengalir terus, mellitus = manis) akhirnya diberikan oleh Aretaeus
sekitar 200 tahun sebelum Masehi.
Mengelola penyakit ini sebenarnya
mudah asal penderita bisa mendisiplinkan diri dan melakukan olahraga
secara teratur, menuruti saran dokter, dan tidak mudah patah semangat.
Seseorang dikatakan menderita diabetes bila kadar glukosa dalam darah di
atas 120 mg/dl dalam kondisi berpuasa, dan di atas 200 mg/dl setelah
dua jam makan. Tanda lain yang lebih nyata adalah apabila air seninya
positif mengandung gula.
Diabetes muncul lantaran hormon insulin yang
dikeluarkan oleh sel-sel beta dari pulau langerhans (struktur dalam
pankreas yang bertugas mengatur kadar gula dalam darah) tidak lagi
bekerja normal. Akibatnya, kadar gula dalam darah meninggi. Bila keadaan
ini berlanjut dan melewati ambang batas ginjal, zat gula akan
dikeluarkan melalui air seni.
Sejauh ini dikenal dua kelompok
penderita diabetes yakni mereka yang terkena sejak kecil atau remaja,
dan mereka yang terkena ketika sudah dewasa (kebanyakan usia 50 tahun ke
atas). Penderita diabetes sejak muda kebanyakan membutuhkan suntikan
insulin, sementara yang dimulai di usia dewasa tidak.
Sejak ditemukan
hormon insulin oleh Banting dan Best dari Kanada pada 1921, penderita
diabetes yang membutuhkan insulin dapat diatasi sehingga angka kematian
dan keguguran bayi pada ibu hamil yang menderita diabetes semakin
berkurang. Selain hormon insulin, Franke dan Fuchs (1954) melakukan uji
coba obat antidiabetes dan terbukti banyak menolong para penderita.
Diabetes
memang penyakit yang tidak bisa disembuhkan, namun dengan perawatan
yang baik, setiap penderita dapat menjalani kehidupannya secara normal.
Diet dan olahragaSelain
mengontrol kadar gula secara teratur, melakukan diet makanan dan
olahraga yang teratur menjadi kunci sukses pengelolaaan diabetes. Dalam
hal makanan misalnya, penderita diabetes harus memperhatikan takaran
karbohidrat. Sebab lebih dari separuh kebutuhan energi diperoleh dari
zat ini. Menurut dr. Elvina Karyadi, M.Sc., ahli gizi dari
SEAMEO-Tropmed UI, ada dua golongan karbohidrat yakni jenis kompleks dan
jenis sederhana. Yang pertama mempunyai ikatan kimiawi lebih dari satu
rantai glukosa sedangkan yang lain hanya satu. Di dalam tubuh
karbohidrat kompleks seperti dalam roti atau nasi, harus diurai menjadi
rantai tunggal dulu sebelum diserap ke dalam aliran darah. Sebaliknya,
karbohidrat sederhana seperti es krim, jeli, selai, sirup, minuman
ringan, dan permen, langsung masuk ke dalam aliran darah sehingga kadar
gula darah langsung melejit.
Dari
sisi makanan penderita diabetes lebih dianjurkan mengkonsumsi
karbohidrat berserat seperti kacang-kacangan, sayuran, buah segar
seperti pepaya, kedondong, apel, tomat, salak, semangka dll. Sedangkan
buah-buahan yang terlalu manis seperti sawo, jeruk, nanas, rambutan,
durian, nangka, anggur, tidak dianjurkan.
Peneliti gizi asal
Universitas Airlangga, Surabaya, Prof. Dr. Dr. H. Askandar
Tjokroprawiro, menggolongkan diet atas dua bagian, A dan B. Diet B
dengan komposisi 68% karbohidrat, 20% lemak, dan 12% protein, lebih
cocok buat orang Indonesia dibandingkan dengan diet A yang terdiri atas
40 - 50% karbohidrat, 30 - 35% lemak dan 20 - 25% protein. Diet B selain
mengandung karbohidrat lumayan tinggi, juga kaya serat dan rendah
kolesterol. Berdasarkan penelitian, diet tinggi karbohidrat kompleks
dalam dosis terbagi, dapat memperbaiki kepekaan sel beta pankreas.
Sementara
itu tingginya serat dalam sayuran jenis A (bayam, buncis, kacang
panjang, jagung muda, labu siam, wortel, pare, nangka muda) ditambah
sayuran jenis B (kembang kol, jamur segar, seledri, taoge, ketimun,
gambas, cabai hijau, labu air, terung, tomat, sawi) akan menekan
kenaikan kadar glukosa dan kolesterol darah.
Bawang merah dan putih
(berkhasiat 10 kali bawang merah) serta buncis baik sekali jika
ditambahkan dalam diet diabetes karena secara bersama-sama dapat
menurunkan kadar lemak darah dan glukosa darah.
Tipe Diet:Dibawah ini ada beberapa macam diet untuk penderita Diabetes Milletus yaitu:
Pola 3JAhli
gizi lain, dr. Andry Hartono D.A. Nutr., dari RS Panti Rapih,
Yogyakarta menyarankan pola 3J: yakni jumlah kalori, jadwal makan, dan
jenis makanan.
Bagi penderita yang tidak mempunyai masalah dengan
berat badan tentu lebih mudah untuk menghitung jumlah kalori
sehari-hari. Caranya, berat badan dikalikan 30. Misalnya, orang dengan
berat badan 50 kg, maka kebutuhan kalori dalam sehari adalah 1.500 (50 x
30). Kalau yang bersangkutan menjalankan olahraga, kebutuhan kalorinya
pada hari berolahraga ditambah sekitar 300-an kalori.
Jadwal makan
pengidap diabetes dianjurkan lebih sering dengan porsi sedang. Maksudnya
agar jumlah kalori merata sepanjang hari. Tujuan akhirnya agar beban
kerja tubuh tidak terlampau berat dan produksi kelenjar ludah perut
tidak terlalu mendadak.
Di samping jadwal makan utama pagi, siang,
dan malam, dianjurkan juga porsi makanan ringan di sela-sela waktu
tersebut (selang waktu sekitar tiga jam).
Yang perlu dibatasi adalah
makanan berkalori tinggi seperti nasi, daging berlemak, jeroan, kuning
telur. Juga makanan berlemak tinggi seperti es krim, ham, sosis, cake,
coklat, dendeng, makanan gorengan. Sayuran berwarna hijau gelap dan
jingga seperti wortel, buncis, bayam, caisim bisa dikonsumsi dalam
jumlah lebih banyak, begitu pula dengan buah-buahan segar. Namun, perlu
diperhatikan bila penderita menderita gangguan ginjal, konsumsi
sayur-sayuran hijau dan makanan berprotein tinggi harus dibatasi agar
tidak terlalu membebani kerja ginjal.
Diet kalori terbatasPenderita
bisa mengikuti contoh susunan menu diet B untuk 2.100 kalori (Simbardjo
dan Indrawati, B.Sc. dari bagian ilmu gizi RSUD Dr. Sutomo Surabaya).
Diet B tinggi serat itu termasuk diet diabetes umum, yang tidak
menderita komplikasi, tidak sedang berpuasa atau pun sedang hamil
Sistem UnitSedangkan
buku panduan "Perencanaan Makan Penderita Diabetes dengan Sistem Unit"
terbitan Klinik Gizi dan Klinik Edukasi Diabetes RS Tebet, menuliskan
tentang prinsip dasar diet diabetes, dengan pemberian kalori sesuai
kebutuhan dasar. Untuk wanita, kebutuhan dasar adalah (Berat Badan Ideal
x 25 kalori)ditambah 20% untuk aktivitas. Sedangkan untuk pria, (Berat
Badan Ideal x 30 kalori) ditambah 20% untuk aktivitas. Untuk menentukan
berat badan ideal (BBI) bisa diambil patokan: BBI = Tinggi Badan (cm) -
100 cm - 10%.
Contoh :
Seorang
pria bertinggi badan 164 cm, berat badan 70 kg, maka BBI = 64 kg - 10% =
58 kg. Kebutuhan kalori dasar = 58 x 30 kalori = 1.740 kalori. Ditambah
kalori aktivitas 20% = 2.088 kalori. Jadi, pria ini memerlukan diet
sekitar 2.000 kalori sehari.
Namun, rumusan ini tidak mutlak. Bila
pasien sedang sakit, aktivitas berubah, atau berat badan jauh dari
ideal, maka kebutuhan kalori akan berubah. Bila berat badan berlebih,
jumlah kalori dikurangi dari kebutuhan dasar. Sebaliknya, bila pasien
mempunyai berat badan kurang, jumlah kalori dilebihkan dari kebutuhan
dasar. Begitu berat badan mencapai normal, jumlah kalori disesuaikan
kembali dengan kebutuhan dasar.
Prinsip makan selanjutnya adalah
menghindari konsumsi gula dan makanan yang mengandung gula. Juga
menghindari konsumsi hidrat arang olahan yakni hidrat arang hasil dari
pabrik berupa tepung dengan segala produknya. Ditambah lagi mengurangi
konsumsi lemak dalam makanan sehari-hari (lemak binatang, santan,
margarin, dll.), sebab tubuh penderita mengalami kelebihan lemak darah.
Yang
perlu diperbanyak justru konsumsi serat dalam makanan, khususnya serat
yang larut air seperti pektin (dalam apel), jenis kacang-kacangan, dan
biji-bijian (bukan digoreng).
Bila penderita juga mengalami gangguan
pada ginjal, yang perlu diperhatikan adalah jumlah konsumsi protein.
Umumnya, digunakan rumus 0,8 g protein per kilogram berat badan. Bila
kadar kolesterol/trigliserida tinggi, disarankan melakukan diet rendah
lemak. Bila tekanan darahnya tinggi, dianjurkan mengurangi konsumsi
garam.
Kegagalan berdiet bisa disebabkan karena pasien kurang
berdisiplin dalam memilih makanannya atau tidak mampu mengurangi jumlah
kalori makanannya. Bisa juga penderita tidak mempedulikan saran dokter.
Untuk
memudahkan penerapan, dibuat sistem unit 80 kalori. Misalnya, seorang
pasien yang memerlukan 1.600 kalori per harinya, akan mendapat makanan
20 unit sehari senilai 80 kalori setiap unitnya. Jumlah 20 unit terbagi
atas sarapan empat unit, makanan kecil (pk. 10.00) dua unit, makan siang
enam unit, makanan kecil (pk. 16.00) dua unit, dan makan malam enam
unit.
Makanan dalam kelompok A bisa dibilang berkomposisi paling
baik, karena mengandung serat dan atau rendah hidrat arang olahan serta
rendah lemak. Sementara golongan C kurang baik karena kandungan gulanya
tinggi, rendah atau tanpa serat, dan terlalu banyak lemak. Jadi,
dianjurkan untuk memilih A atau B, bukan C. Nasi lebih baik daripada
bubur, karena kandungan serat lebih baik sehingga lebih lama bertahan di
usus. Pemanis gula bisa diganti dengan pemanis buatan.
Olahraga Yang Sesuai
Selain
memperhatikan pola makan sehari-hari, penderita harus melakukan latihan
fisik. Pada prinsipnya olahraga bagi penderita diabetes tidak berbeda
dengan yang untuk orang sehat. Juga antara penderita baru atau pun lama.
Olahraga itu terutama untuk membakar kalori tubuh, sehingga glukosa
darah bisa terpakai untuk energi. Dengan demikian kadar gulanya bisa
turun.
"Saya punya banyak pasien diabetes. Hanya dengan latihan
olahraga mereka sanggup hidup seperti orang-orang sehat tanpa obat,"
papar dr. Hario Tilarso. Lebih baik menyembuhkan secara alamiah, itu
prinsipnya. Kalau dengan latihan, gula darahnya bisa turun, mengapa
harus dengan obat. Obat baru diberikan kalau penurunannya alot sehingga
dikhawatirkan timbul komplikasi macam-macam.
"Pengalaman saya
menunjukkan, orang-orang yang tidak tergantung insulin, bisa turun kadar
gulanya hanya dengan exercise. Bahkan, ketika menghadiri pesta,
penderita diabetes bisa makan banyak. Tapi, besoknya dia harus lari
untuk membakar kalori yang telah masuk," katanya.
Penderita diabetes
yang telah lama dikhawatirkan bisa mengalami arterosklerosis
(penyempitan pembuluh darah). Namun, dengan berolahraga timbunan
kolesterol di pembuluh darah akan berkurang, sehingga risiko terkena
penyakit jantung juga menurun.
Menurut dokter olahraga di Balai
Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) DKI Jaya ini, sebaiknya jenis
olahraga bagi penderita diabetes dipilih yang memiliki nilai aerobik
tinggi, macam jalan cepat, lari (joging), senam aerobik, renang, dan
bersepeda. Jenis olahraga lainnya, tenis, tenis meja, bahkan sepakbola,
pun boleh dilakukan asal dengan perhatian ekstra.
FID (frekuensi,
intensitas, dan durasi) olahraga bagi penderita diabetes pada prinsipnya
tidak berbeda dengan yang diterapkan untuk orang sehat. Frekuensi
berolah raga adalah 3 – 5 kali seminggu. "Sebaiknya, dipilih waktu yang
tepat karena panas matahari bisa membakar kalori lebih banyak. Ini
berbahaya karena bisa menyebabkan hipoglikemia, kekurangan gula darah,"
jelas dr. Hario.
Cuma, penderita yang menggunakan suntikan insulin
harus hati-hati. Harus diperhatikan waktu puncak kerja insulin yang
disuntikkan. "Jangan sampai saat puncak insulin bekerja, penderita
berolahraga. Saat itu kadar gula darah akan banyak turun. Kalau ditambah
latihan, bisa tambah turun lagi, bisa kena hipoglikemia," katanya.
Jadi,
insulin yang digunakan harus diketahui dulu kerjanya, short acting atau
long acting. Biasanya, berdasarkan kondisi penderita, dokter menentukan
jenis insulin yang diberikan. Nah, jadwal olahraganya disesuaikan
dengan kerja insulin itu.
Intensitasnya berkisar 60 – 75% DSM (denyut
nadi maksimal, yang perhitungannya 220 – umur dalam tahun). Durasinya
kira-kira 60 menit setiap kali berolahraga pada zone latihan. Untuk
penderita diabetes yang berbadan gemuk, durasinya bisa ditambah, misal
90 menit. "Dengan penambahan lama latihan, tidak cuma gula darah yang
berkurang, lemak tubuh pun ikut dibakar," tutur dr. Hario.
Bila kepala melayangLatihan
beban juga dianjurkan untuk penderita diabetes. "Di samping memelihara
kadar gula darah, penderita juga memelihara massa ototnya agar ototnya
tetap kokoh, sehingga bisa tetap produksi seperti yang lain," katanya.
Khusus
yang sudah sangat parah, misalnya saraf kakinya sudah terganggu,
dipilih olahraga yang ringan dan tidak terlalu banyak serta keras
benturannya. Misalnya bersepeda. Itu pun harus hati-hati, terutama kalau
sudah sampai terjadi retinopati diabetik (gangguan retina mata), karena
kemungkinan terjadinya perdarahan sangat besar. Bila penyakitnya lebih
parah, misalnya dengan kadar gula di atas 400 yang tak memungkinkannya
bergerak aktif, penanganannya lebih diserahkan pada dokter penyakit
dalam. "Pilihannya memang agak sulit. Kita harus bekerja secara
interdisiplin. Jadi, yang bisa berolahraga hanya mereka yang betul-betul
masih aktif, tidak ada keterbatasan pada musculuskeletal, tidak ada
atritis, dan keterbatasan lainnya."
Sedangkan penderita diabetes
berbadan gemuk, jenis olahraganya dikombinasikan dengan latihan untuk
obesitas. "Biasanya, lamanya tidak satu jam, melainkan dua jam misalnya.
Maksudnya, supaya pembakarannya lebih banyak, gula darahnya turun, dan
lemak tubuhnya berkurang. Kalau dia betul-betul menuruti aturan,
semuanya tidak masalah," katanya.
Dalam melakukan olahraga, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan. Kadar gula darah penderita saat
melakukan olahraga harus berada pada kisaran 100 – 300 mg/dl. "Lebih
dari 300 mg/dl dikhawatirkan terjadi ketosis (kelebihan keton dalam
jaringan), misalnya. Penderita dengan kadar gula yang terlalu rendah
juga dilarang melakukan latihan. Sementara jika kadar gulanya sudah
normal lalu melakukan olahraga, ditakutkan malah terjadi hipoglikemia."
Supaya aman, katanya, penderita harus berolahraga bersama orang lain.
Kalau ada apa-apa, ada yang bisa membantu.
Penderita diabetes
sebaiknya juga berbekal sedikit makanan atau minuman yang manis-manis.
Boleh roti manis, permen, teh manis. "Kalau kepala sudah mulai melayang,
langsung saja makan atau minum bekal itu secukupnya. Juga bila keringat
dingin sudah mulai keluar. Kepala melayang dan keringat dingin itu
menunjukkan gula darahnya sudah turun berlebih," papar Hario.
Pada
penderita diabetes, kalau kebanyakan gula bisa menimbulkan hiperglikemia
dan ini bisa membuat keracunan. Tapi ini efeknya lama. Yang cepat
pengaruhnya dan bisa menimbulkan kematian justru hipoglikemia.
Mereka
yang memilih jenis olahraga yang memerlukan waktu lama, macam tenis
lapangan atau sepakbola, sebaiknya setiap 30 menit mengkonsumsi glukosa
(makanan atau minuman manis). Dengan cara itu kadar gula darahnya bisa
dijaga agar tidak terlalu turun. Yang perlu diperhatikan pula saat
berolahraga adalah cuaca. Pada cuaca sangat panas, penyerapan insulin
banyak sekali. Berarti gula darah lebih terserap lagi.
Menjaga
kebersihan dan kesehatan kaki juga penting dalam berolahraga. Ketika
sedang joging atau jalan, kaki akan bergesekan dengan sepatu. Karena
itu, kaus kaki yang dikenakan harus bersih. Sepatu pun harus yang lunak
bagian dalamnya untuk menghindari lecet. Pakailah sepatu sesuai
penggunaannya.
Dengan rajin berolahraga ditambah mengatur menu
makanan serta mengontrol kadar gula darah secara teratur, komplikasi
akibat diabetes dapat dihindari.