VIRUS PATOGEN
PARVOVIRUS
B19
Sifat-sifat virus :
Selubung
ikosahedral, berdiameter 18-26 nm, berat molekul 5,5-6,2 x 106,
stabil pH 3 – 9, tahan pemanasan 56oC selama 1 jam. Dapat diinaktivasi dengan
formalin, ß-propiolaktan dan agen oksidator lainnya. Replikasi dalam sel
eritroid dengan reseptor antigen-P.
Penyakit Pada
Manusia
- fifth disease (ruam kulit)
- Krisis aplastik sementara
- Aplastik sela darah merah murni
- Hidrops fetalis
Masa Inkubasi
-
4 – 14 hari, bias mencapai 20 hari
-
Viremia terjadi pada 7 minggu
Fifth Disease
Penyakit
ini dapat menyerang anak-anak dan orang dewasa, dan terbanyak pada anak-anak.
Gejala : berupa kelainan kulit dengan
penampakan seperti pipi ditampar. Pada orang dewasa gejalanya mirip Artitis
rheumatoid.
Krisis Apalastik Sementara
Penyakit ini meyerang penderita yang
sedang menderita sel sikle, thalasemia, dan anamia hemolitik pada orang dewasa,
juga pada penderita yang telah memperoleh transplantasi sumsum tulang. Gejala :
anemia
Aplastik Sel Darah Merah Murni
Pavovirus B19 menyebabkan penyakit ini
pada penderita yang mengalami imunodefisiensi (keganasan, AIDS, dana
transplantasi organ). Gejala berupa anemia.
Hidrops Fetalis
Pavovirus B19 menginfeksi selama kehamilan yang dapat
menyebabkan hidrops fetalis dan kematian janin akibat mengalami anamia.
Pengobatan :
Preaparat Imunoglobulin yang berperan
menetralisir virus
Pencegahan :
- Vaksin belum ditemukan
- Praktek pengendalian infeksi yang
standar
Diagnosis
- Gejala
- Deteksi DNA Virus
- IgM B19
- IgG B19
Tujuan Pengajaran :
Setelah mempelajarai pokok bahasan dibawah ini,
mahasiswa diharapkan dapat :
- menyebutkan organ-organ tubuh manusia yang diinfeksi
oleh Adenovirus dengan benar
- menjelaskan sifst-sifst Adenovirus dengan benar
- menjelaskan penyakit yang disebabkan oleh Adenovirus
pada manusia dengan benar
- menjelaskan cara penularan Adenovirus pada manusia
dengan benar
- menyebutkan jenis pemeriksaan laboratorum Adenovirus
dengan benar
ADENOVIRUS
Adenovirus dapat menyerang organ mata,
saluran pencernaan, saluran pernafasan, dan saluran kemih.
Sifat-Sifat Virus :
Selubung simetri ikosahedral dengan kapsid
terdiri dari 252 kapsomer, berdiameter 80 – 110 nm, berat molekul 175 x 106,
DNA lurus dan beruntai ganda, virusnya dapat dikelompokkan kedalam virus A, B,
C, D, E, dan F, replikasi terjadi pada sel-sel epitel.
Penyakit Pada Manusia :
- Deman
faringokonjungtiva
- Penyakit
pernapasan akut
- Pneumonia,
faringitis, demam akut pada anak kecil
- Sistitis
hemoragi akut
- Hepatitis
pada anak dengan transplantasi
- Keratokonjungtivis
epidemik
- Gastroentritis
Penularan :
- Fecal-oral
- Melalui sistem pernapasan
Diagnosis :
- Isolasi dan identifikasi virus
-
Tes Complement Fiksation (Tes CF)
Tujuan
Pengajaran :
Setelah
mempelajarai pokok bahasa di bawah ini, mahasiswa dapat :
- menjelaskan sifat-safat umum VHS dengan benar
- menjelaskan penyakit yang disbabkan oleh VHS dengan
benar
- menjelaskan perbedaan VSH-1 dan VHS-2 dengan benar
- menjelaskan cara pencegahan penularan VHS dengan
benar
- menyebutkan
jenis pemeriksaan VHS dengan benar
VIRUS
HERPES SIMPLEX
Virus
herpes simplex tersebar luas pada populasi manusia. Mereka menunjukkan kisaran
inag yang lebar, mempunyai kemampuan bereplikasi pada banyak tipe sel dan
menginfeksi berbagai jenis hewan. Mereka cepat dan sangat sitolitik. Virus
herpes simplex menyebabkan penyakit ginggivostomatis, keratokonjunctivitis,
ensefalitis, penyakit genital, dan infeksi pada bayi baru lahir. Virus herpar simplex penginfeksi laten pada sel
saraf, dan umumnya terjadi rekurensi (kekambuhan).
Sifat-sifat
Virus :
Selubung
ikosahedral berbentuk bulat, DNA untai ganda, lurus. Mengandng 35 jenis protein
dalam virion, Amplop mengandung glikoprotein dengan reseptor FC. Tempat
replikasi dalam sel membrane inti. Terdapat dua tipe yaitu Tipe 1 dan tipe 2
(HSV-1, HSV-2)
Perbedaan
Virus Herpes Simplex tipe 1 dan tipe 2
Karakteristik
|
HSV-1
|
HSV-2
|
Biokimia :
Komposisi daras virus (G+C)
Berat jenis DNA (g/cm3)
Berat jenis virion (g/Cm3)
Homologus antara DNA virus
|
67%
1,726
1,271
-50%
|
69%
1,728
1,267
-50%
|
Biologis
Vektor atau resevoar hewan
Tempat laten
|
Tidak ada
Ganglion trigeminus
|
Tidak ada
Ganglion sakralis
|
Epidemiologi
Umur infeksi primer
Penularan
|
Anak-dini
Kontak (sering saliva)
|
Dewasa muda
Seksual
|
Klinis
Infeksi primer :
Gingivostomatilis
Faringotonsilitis
Keratokonjunctivitis
Infeksi neonatal
Infeksi rekuren :
Nyeri flu, demam blister
Keratilis
Infeksi primer atay rekuren :
Herpes kutaneus :
- kulit di atas pinggang
- kulit di bawah pinggang
- tangan dan lengan
herpes kelurut
eczema herpetikum
herpes genital
herpes ensefalitis
Herpes meningitis
|
+
+
+
±
+
+
+
-
+
+
+
±
+
±
|
-
-
-
+
-
-
-
+
+
+
-
+
-
+
|
Gejala Klinik Penyakit Yang Ditimbulkan
:
- Penyakit
Orofaring
Menyerang anak-anak umur 1 – 5 tahun
dibagian pipi dan gusi mulut. Masa inkubasi 2 – 12 hari, bertahan 2 – 3minggu.
Gejalan : demam, nyeri tenggorokan, lesi vesikuler dan ulseratif, edema,
gingivostomatis, limfadenopati submandibular, anorexia, dan malaise. Gejala
pada dewasa : faringitis dan tonsilitis, serta limfadenopati setempat.
- Keratokonjuctivitis
Menyerang mata. Gejala : ulkus kornea
atau sebagai vesikel pada kelopak mata dan kebutaan
- Herpes
Genitalis :
Penyakit berlangsung selama 3 minggu.
Gejala : lesi vesikuloulseratif di penis atau serviks, vulva, vagina, perineum
pada wanita, disrtai demam, malaise, dysuria dan limfadenopati inguinal,
meningitis aseptik.
- Infeksi
Kulit :
Kulit utuh resisten terhadap HSV
sehingga infeksi HSV tidak umum pada orang sehat. Gejala : lesi setempat dan
dapat dilihat pada jari dokter gigi atau pegawai rumah sakit dan badan pegulat.
- Ensefalitis
:
Infeksi parah, bisa disebabkan oleh
HSV-1. penyakit ini angka kematiannya tinggi, dan bertahan hidup dapat
meninggalkan defek neuologis sisa.
- Herpes
Neonatal
Infeksi pada bayi baru lahir yang
didapat di dalam rahim, selama proses kelahiran, atau setelah kelahiran. Ada 3
kategori penyakit 1) lesi terlokalisir pada kulit, mata dan mulut; 2)
ensefalitis dengan atau tanpa terhangkitnya kulit; 3) penyakit menyeluruh
mengenai banyak organ, termasuk susunan saraf pusat.
Pencegahan :
- Vaksin
- Hindari kontak dengan penderita.
Diagnosis :
- Isolasi dan identifikasi virus : PCR
- Serologi : Antibodi HSV-1, HSV-2